Manajemen Terpdu Balita Sakit (MTBS)
Senin, November 28, 2016
Tambah Komentar
Baby |
PENGERTIAN
Manjemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan bentuk pengelolaan balita yang mengalami sakit.
TUJUAN
MTBS bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan anak serta kualitas peleyan kesehatan anak
STRATEGI
a. Kuratif
MTBS di lakukan dengan secara langsung seperti pada penyakit Pneumonia,diare,malaria,campak,DHF masalah telinga dan gizi
b. Promotif dan Rehabilitative
MTBS juga dapat di lakukan dengan metode promotif dan kuratif seperti pada konseling mengenai gizi, ASI, Suplemen Vitamin A dan pengobatan terhadap cacing
Baca Juga:Cara Menentukan Nilai Gizi dan Imunisasi
MODEL PENGELOLAAN MTBS
Pengelolaan MTBS di lakukan dalam beberapa tahap ini
a. Penilaian tanda dan gejala dengan cara bertanya, melihat, mendengar dan meraba
b. Membuat kalsifikasi
c. Menentukan tindakan
d. Memberikan koneling
e. Memberikan tindak lanjut pada kunjungan ulang
KATEGORI MTBS
a. Bayi muda 1 hari-2 bulan
b. Anak 2 bulan sampai 5 tahun
MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA (MTBM)
Manajemen Terpadu Bayi Muda di lakukan pada bayi muda (MTBM) di lakukan pada bayi berusia 1 hari sampai 2 bulan.
a. Penilaian Tanda dan Gejala
Penilaian tanda dan gejala meliputi hal-hal berikut ini:
1. Adanya kejang
2. Gangguan nafas seperti henti nafas
3. Hipotermi
4. Infeksi bakteri
5. Ikterik
6. Ganggua saluran cerna
7. Gejala diare
8. Kemungkinan bayi berat lahir rendah (BBLR) dan masalah pemberian ASI
b. Penetuan Klasifikasi dan Tingkat Kegawatan
1. Klasifikasi Kejang
• Tremor di sertai penurunan kesadaran
• Gerakan tidak terkendali pada mulut,mata atau anggota gerak lain
• Mulut mencucu
• Terjadi kekakuan seluruh tubuh
• Menangis ,melengking secara tiba-tiba
2. Klasifikasi gangguan nafas
• Henti nafas atau apneu >20 detik
• Nafas cepat ≥60x/menit
• Nafas lambat ≤ 30x/menit
• Sianosis
• Tarikan dada sangat kuat
• Menggunakan pernafasan cuping ahidung dan selalu merintih
3. Klasifikasi Hipotermi
sedang
• Suhu tubuh sekitar 36-36.40C;
• Kaki tangan teraba dingin;
• Gerakan bayi kurang normal
Berat
• Suhu <360C;
• Seluruh tubuh teraba dingin di sertai mengantuk/latergi dan terdapat bagian tubuh yang mengeras serta berwarna merah
4. Kemungkinan infeksi bakteri
Infeksi sistemik
• Selalu mengantuk/latergi/tidak sadar
• Terdapat kejang di sertai adanya salh satu tanda infeksi
• Gangguan nafas, makas minum/tidak bisa minum dengan atau tanpa muntah
• Terdapat bagian tubuh yang mengeras dan berwarna merah
• Ubun-ubun cembung
• Suhu >37,5 0C tubuh teraba panas atau suhu <360C di sertai tubuh yang teraba dingin
Infeksi lokal berat
• Di temukan nanah pada daerah mata, telinga atau tali pusat
• Pada umbilicus terjadi kemerahan yang meluas sampai kulit dan bernanah
• Adanya kerusakan pada kulit
Infeksi bakteri local
• Adanya nanah yang keluar dari mata tetapi dalam jumlah yang sedikit;
• Tali pusat atau umbilicus kemerahan dan berbau busuk;
• Terjadi kerusakan kulit
5. Klasifikasi gangguan cerna
• Muntah berwarna hijau yang terjadi segera atau berulang setelah minum
• Gelisah,rewel dan perut bayi teraba kembung dan tegang
• Terdapat benjolan pada daerah perut
• Terjadi hiversalivasi
• Belum BAB >24 jam khusu pada bayi 48 jam
• Adanya darah dalam tinja tanpa di sertai diare serta di temukan adanya atresia ani
6. Klasifikasi Ikterus
Patologi
• Kuning hari ke-2 setelah lahir atau hhari ke 14, biasanya di temukan pada bayi premature
• Tinja berwarna pucat, pada daerah siku dan lutut tampak warna kekuningan
Fisiologi
Bayi berwarna kuning pada usia 3-14 hari dan tidak ada disertai adanya tanda-tanda patologis
7. Klasifikasi Diare
Diare dehidrasi berat:
Latergi/mengantuk tidak sadar,mata cekung dan turgor kulit jelek.
Diare sedang-ringan
Gelisah/rewel,mata cekung dan turgor kulit jelek
Diare tanpa Dehidrasi
Terdapat salah satu tanda diare dehidrasi berat/ringan
Diare Persisten
Diare terjadi >14 hari
Disentri
Diare di sertai darah pada tinja tetapi tidak ada tanda gangguan saluran cerna
8. Klasifikasi Berat Badan Rendah/Maslah Pemberian ASI
Berat Badan Lahir Rendah
Atau masalah pemberian ASI
• BB < 2000 gr sampai usia kurang 28 hari
• BB berdasarkan usia berada pada garis merah dan bayi tidak mampu menghisap ASI. Hal ini bisa di sebebkan karena adanya celah pada bibir atau langit - langit (sumbing)
Berat badan rendah dan masalah pemberian ASI:
• BB <2500 gr sampai usia 28 hari
• BB menurut usia pada kartu menuju sehat (KMS) di kategorikan pada garis kuning;
• Bayi masih mendapat ASI namun frekuensinya < 8x/hari;
• Posisi menetek tidak benar karena mulut bayi tidak melekat pada putting susu ibu
• Bayi tidak mampu menghisap
Berat badan bayi tidak termasuk dalam kategor rendah atau bayi tidak memeliki masalah pemberian ASI, jika tidak terdapat tanda-tanda di atas.
c. Penentuan Tindakan
1. Kejang
• Baringkan anak dengan posisi terlentang kepala di miringkan dan ekstensi
• Pasangkan spatel dengan di bungkus dengan kassa
• Bebaskabn jalan nafas dengan cara menghisap lender yang ada
• Berikan oksigen
• Berikan kompres
• Lakukan observasi dan lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pada saat kejang
2. Gangguan Nafas
• Bebaskan jalan nafas dan berkan oksigen bila ada gangguan pernafasan
• Bila apneu lakukan resusitasi
• Pertahankan gula darah agar tidak turun
• Pastikan bayi tetap hangat
• Lakukan rujukan segera
3. Hipotermi Berat
• Hangatkan tubuh bayi,bila suhu tetap tidak naik, maka rujuk segera
• Pertahankan gula darah agar tetap pada batas normal
• Lakukan rujukan
4. Hipotermio Sedang
• Hangatkan tubuh bayi namun bila setelah 2 jam sushu tetap rendah maka rujuk segera
• Pertahankan gula darah agar dalam batas normal
• Jangan mandikan bayi apabila suhu tubuh masih dalam keadaan suhu rendah
d. Asuhan Dasar bayi Muda
1. Keringkan bayi pada setiap tubuh yang basah
2. Letakkan bayi di dada ibu sesering mungkin
3. Berikan ASI saja
4. Bila ada hipotermi bayi tidak boleh di mandikan
5. Tempatkan bayi pada tempat yang hangat
6. Lakukan penghangatan dengan metode kanguru/pemberian lampu 60 watt dengan jarak minimal 60 cm dari bayi
e. Asuhan Pencegahan Infeksi dan pemberian ASI
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah memegan bayi
2. Lakukan perawatan tali pusat
3. Jaga kebersihan bayi
4. Jauhakn bayi dari orang sakit
5. Lakukan segera immunisasi hepatitis B1 sebelum bayi usia 7 hari
6. Tunda immunisasi bila bayi demam
7. Berikan immunisasi BCG sebelum bayi 1 bulan
8. Berikan immunisasi hepatitis B2, polio, DPT1 ketika bayi usia 2 bulan
f. Asuhan Bayi dengan Ikterus fisiologis
1. Jemur bayi pada pukul 07.00-08.00 selama 2 sampai 4 hari dengan durasi 30 menit. Posisikan bayi keadaan terlentang dan tengkurap (telanjang)
2. Atur posisis wajah agar tidak langsung menghadap matahari
3. Lakukan asuhan keperawatan dasar bayi muda
g. Asuhan bayi dengan gangguan saluran cerna
1. Jangan berikan makanan apapun melalui mulut
2. Pasang NGT
3. Pertahankan kadar gula darah dalam batas normal
4. Pertahankan bayi dalam keadaan hangat
h. BBR dan masalah pemberian ASI
1. Lakukan asuhan perawatan dasar bayi muda
2. Ajarkan cara peemberian ASI yang benar
3. Kurangi asupan cairan selain ASI dan berikan ASI sesering mungkin
4. Apabila terdapat bercak putih di mulut maka ajarkan ibu cara mengobatinya.
i. Pemberian konseling
1. Ajarkan cara pemberian obat oral di rumah
2. Ajarkan cara menjemur bayi di bawah matahari
3. Ajarkan cara meningkatkan asupan ASI
4. Ajarkan cara meneteki yang benar
5. Ajarkan cara mencegah infeksi dan pemberian immunisasi
6. Ajarkan cara pemberian cairan
7. Informasikan kepada klien kapan harusnya membawa bayi ke petugas kesehatan, melakukan kunjungan ulang, dan cara menjaga kesehatan pribadi
j. Asuhan bayi/balita dengan diare
1. Tanpa dehidrasi
Berikan cairan ASi/makanan pendamping ASI (PASI) sesering mungkin, atau berikan cairan tambahan sebanyak yang anak inginkan(oralit,air matang,air sayur,air tajin)
2. Dehidrasi ringan/sedang
• Minum sedikit-sedikit tapi sering
• Jika anak muntah tunggu sampai 10 menit kemudian klanjutkan lagi dengan lebih lambat
• Lakukan pemberian ASI selama anak menginginkannya
• Lanjutkan pemberian makan
• Berikan terapi cairan parenteral
3. Dehidrasi Berat
• Berikan cairan parenteral
• Lanjukan pemberian oralit/pedialit
• Selanjutnya sama seperti penanganan pada dehidrasi sedan/berat
Ketentuan pemberian cairan pada bayi atau balita dengan diare menurut Depkes (2001)
a. Diare ringan
1. Satu jam pertama 25-50 ml/kg/bb peroral (intragastrik)
2. Selanjutnya 125 ml/kgBB/hari ad libitum
b. Diare sedang
1. Satu jam pertama 50-100 ml/kgBB per oral (intragastrik atau intersonde);
2. Selanjutnya 125 ml/kgBB/hari ad libitum.
c. Diare berat
1. Anak usia 1 bulan sampai 2 tahun dengan berat badan 3 kg- sampai 10 kg;
satu jam pertama 40 ml/kgBB/jam = 10 tetes/kgBB/menit (set infus = 20 tetes)
2. Anak usia <2sampai 5 tahun dengan berat badan 10 kg sampai 50 kg;
Satu jam pertama 30 ml/kgBB/jam = 8 tetes/kgBB/menit
3. Anak usia > 5 sapai 10 tahun dengan BB 15 smpai 25 kg
Satu jam pertama 20 ml/kgBB/jam = 5 tetes/kgBB/menit
4. Bayi baru lahir (neonatus) dengan BB 2-3 kg;
Kebutuhan cairan 250 ml +100 ml +25 ml = 250 ml/kgBB/menit
Jenis cairan 4:1 yaitu 4 bagian Glukosa 5% +1 bagian NaHCO3 1,5%.
5. Bayi BBLR/BB < 2 kg
Kebutuhan cairan 250 ml/kgBB/24 jam, yaitu 4 bagian glukosa 10% + 1 bagian NaCHCO3 1,5%
Kesimpulan ketentuan pemberian cairan
a. Oralit
1. Anak usia kurang 1 tahun : 50 -100 cc.
2. Anak usia 1 sampai 5 tahun : 100-200 cc.
b. Air tajin
1. Cara tradisional
Tiga liter air +100 gr (6 munjung sendok makan) beras di masak selama 45 sampai 60 menit, setelah masak, 2 liter tajin + 5 gr garam
2. Cara biasa
Du liter air di tambah 100 gr tepung beras di tambah 5 gr garam yang di masak hingga mendidih akan menghasilkan air tajin
3. Larutan gula garam
Satu sendok teh (sdt) gula putih di tambah ½ sdt garam dapur halus di tambah 1 gelas belimbing (200cc) air matang hangat
4. Pengobatan dengan jambu biji
Tiga lembar daun jambu di timbuk di campr dengan setengah gelas air matang, lalu di tambahkan sedikit garam di minum sebanyak 2 kali/hari
Belum ada Komentar untuk "Manajemen Terpdu Balita Sakit (MTBS)"
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan baik, Salam Perawat Indonesia