Menunggu Kelulusan STR Perawat Dan Ahirnya Mengecewakan

Mengunggu-kelulusan-STR-perawat-akhirnya-mengecewakan
gambar dari Menyentuhhati.com
Menunggu Kelulusan STR  Perawat Dan Ahirnya Mengecewakan-meungu adalah sesautu hal yang tidak mengenakan, atau membosankan, apalagi yang ditunggu-tunggu adalah keluslusan STR, yang mana STR adalah mati dan hidupnya masa depan seorang perawat, kerna kita tahu bahwa STR sangat di butuh kan sekali kerna perawat tanpa lulus ujian STR maka pekerjaan dirumah sakit, puskesmas atau klinik akan mengalami kebuntuna kecuali ada rumah sakit yang menerima perawat tanpa STR, akan tetapi walapun awalnya tidak memakai STR lambat laun juga akan di tagih kerna rumah sakit juga tidakmau di anggap lemah kerna menerima perawat tanpa teregistrasi di PPNI,

seberapa pentingkah STR itu?

kadang saya suka bertanya sama diri sendir kerna kalau nanya kepada organisasi tericnya kit amah gak akan didengar, kenapa STR itu mesti jadi prioritas utama bahwa seorang perawat harus memelki STR, padahal pada kenyataanya STR hanya secarik kertas yang tidak  mendapatkan hal-apa-apa jika di tinjau dari sifatnya, akan tetapi jika tidak ada secarik STR kita tidak bisa berbuat banyak mengenai pekerjaan, kerna bagi perawat STR itu adalah nyawa, atau jantungnya, hihihih

banyak teman-teman perawat yang menjadi perdebatan mengenai STR ini, kerna seorang perawat untuk era sekarang perlu ujian STR dan lulus dan terutama perawat yang lulusannya tahun 2014, masalah kerja tidak profesional, tindakan yang kurang sesuai dengan SOP , rasanya kurang di perhatikan, kerna mungkin pemerintah beranggapan orang yang sudah lulus STR, bisa di katakana berkopeten,  padahal dugaan itu salah

makanya banyak perawat senior yang sudah mengabdi di rumah sakit puluhan tahun, kemudian melajutkan pendidikan, terus kemudian begitu lulus ners harus mengikuti ujian ukom, dan tidak sedikit senior tersebut yang tidak langsung lulus dan akhirnya mereka merasa kecewa, nah melihat dari kejadina tersebut apakah perawat senior tersebut tidak berkompeten,

jadi saya rasa dengan adanya ukom ini hanya akal-akalan saja, hanya pengetahuan di atas kertas, padahal tidak sedikit orang yang jago di lapangan lemah di teori, ada orang jago di teori lemah di tindakan, jadi sebetulnya yang dibutuhkan di rumah sakit itu orang yang jago materi lemah tindakan, atau jago tindakan lemah teori

Baca Juga: yuk kita mengenal lebih jauh tentang penyakit gula (diabetes)

mungkin jiga di ambil tengahnya lebih baik jago teori dan juga jago tindakan mungkin ini yang diharapkan oleh pemerintah, akan tetapi jarang orang yang jago ke dua-duanya, apalagi perawat yang baru lulus kemudian lulus ukom lalu kerja di rumah sakit, kemugkinan besar itu jago di teori lemah di tindakan, tapi memang itu kenyataanya, munkin pemerintah menginginkan perawat lebih kompeten menangani permasalahan , tetapi pemerintah tidak kompeten menanggapi kesejahtraan perawat itu sendiri

yang ada malah kita di tuntut dengan kebijakan baru misalnya perpanjangan STR  5 tahun sekali dengan syarat harus 25 sks dengan sertifikat PPNI, padahal pada kenyataanya di lapangan banyak orang yang tidak ikut seminar, cumah menitip di teman, lalu bayar dan jadi deh sertifikat, itu bukan hanya satu atau dua perawat rumah sakait yang seperti itu , apakah memang sertifikat itu bebas

mengeluarkan beberapa biji juga? misalnya seminar untuk kali ini di batasi dengan 200 orang, nah seharusnya sertifikat itu harus di berikan kepada orang yang hadir ketika seminar itu berlangsung, jangan sampai orang yang ikut seminarnya 50 orang, keluar sertifikat 200 orang, macam apa ituh..
yang rugi pasti orang yang menitipkan seminar kan, udah mah gak dapat Ilmu ?,

tapi toh emang kenyataanya seperti ini, kerna mungkin jika dalam 1 ruangan kemudian berangkat semuan ikut seminar, bisa jadi bubar tuh pasien.. terus rumah sakit nanti rugi, bisa jadi rumah sakit membolehkan titip-mentip seminar ini…ni baru mungkin…yah..

apakah ada aturan mengenai masalah titip menitip sertifikat
kayanya ada main mata di situ, saya juga suka heran dengan orang menitipkan seminar, lalu bayar dengan sekian ratus ribu, padahal orangya tidak datang, apakah dengan perbuatan tersebut di benarkan, tidak melanggar aturan
terus apa yang di dapat dari orang yang menitipkan seminar tersebut, cuman beli sertifikat doang,,, gitu,,,
udah ilmu gak nambah kerna gak ikut seminar, di tambah uang keluar banyak kerna untuk ngasih ongkos+uang makan orang yang pergi ke tempat seminar, kerna 1 sks sekitar Rp. 50.000-an atau bahkan lebih jika sertifkat internasional

yang enak mah, orang yang di tititpin aja, udah ilmu dapat, sertifikat dapat, terus ongkos di bayarin, uang makan di kasih sama orang yang nitip seminar, gimana enggak enak..
kalau gitu saya lebih baik jadi Bandar seminar aja dah.., misalny dari rumah sakit A orng yang menitip seminar ada 20 orang, kemudain dari rumah sakit B yang menitip 10 orang, udah lumayan tuh udah 30 orang, terus tiap orang ngasih duit buat ongkos misalnya 10 ribu, hitung saja 30x10.000= 300.000,  kemudian uang makan ngasih perorang 10.000,
30x10000=300.000, nah udah 600.000-an,
coba udah 600.000, kan , di tambah ilmu  seminar yang kita dapat, waktu bisa pleksibel jika di luar kota mungkin bisa di tambah ongkos bayar hotel, jalan-jalan, apalagi tempat seminarnya di luar kota, paling sisa 200.000 bersih gimna enggak enak, gaji Rp 200.000 sehari siapa yang enggak mau, apalagi tiap hari mah.. uenak tenan

apa saya salah jika menuduh  organisasi PPNI itu usaha, dengan cara berdagang SKS?
nah bagaimana dengan pendapat anda mengenai adanya UKOM dan perpanjangan STR harus ada 25 sks, padahal kejadian di lapangan hanya menitipkan kepada teman?

anda bisa berkomentar,

God Bless You

Belum ada Komentar untuk "Menunggu Kelulusan STR Perawat Dan Ahirnya Mengecewakan"

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik, Salam Perawat Indonesia

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel