Satuan Acara Penyuluhan Struma Nodusa Non Toksik


Satuan Acara Penyuluhan - Struma Nodusa Non-Toksik

Masalah                          :Kurangnya pengetahuan klien tentang Penyakit SNNT (Struma Nodusa Non Toksik)
Pokok Bahasan                   :  SNNT (Struma Nodusa Non Toksik)
Sub Pokok Bahasan          :  Pengetahuan Mengenai Penyakit SNNT
Sasaran                             :  Klien dan Keluarga 
Waktu                                :  15 Menit
Pertemuan Ke                 :  1 (pertama)
Tanggal                             :  09 Desember 2016
Tempat                           :  Ruangan Zaitun II, Rumah Sakit Al- Ihsan, Baleendah- Bandung

I. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan sasaran mampu memahami tentang Penyakit SNNT

II. Tujuan Instruksional Khusus
 Setelah diberikan penjelasan selama 15 menit diharapkan sasaran dapat :

1. Menjelaskan pengertian SNNT
2. Menyebutkan Tanda dan Gejala SNNT
3. Menyebutkan Penyebab SNNT
4. Menyebukan Pencegahan SNNT
5. Menjelaskan penatalaksanaan SNNT
asuahn-keperawatan-snnt-kakaners

III. Pokok Materi 
1. Pengertian SNNT
2. Tanda dan Gejala SNNT
3. Penyebab SNNT
4. Pencegahan SNNT
5. Penatalaksanaan SNNT

IV. Media Dan Sumber
Media : Leaflet
Sumber   : 
- Morison. Moya J, 2004, Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC
- Wolf, Weiltzel, Fuerst, 1984, Dasar-Dasar Ilmu Keperawatan, Jilid II, Jakarta : Gunung Agung

V. Metode 
Ceramah, tanya jawab

VI. Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan Pra Pembelajaran
1. Mempersiapkan materi, media dan tempat
2. Kontrak waktu

No
Waktu
Kegiatan penyuluhan
Kegiatan peserta
1
3 menit
Pembukaan
1.      Memberi salam
2.      Perkenalan
3.      Menjelaskan pokok bahasan
4.      Menjelaskan tujuan
5.      Apersepsi


1)             Menjawab salam
2)             Mendengarkan
3)             Memperhatikan
4)             Memperhatikan
2
 7 menit
Pelaksanaan
1.      Menjelaskan tentang pengertian SNNT
2.      Menjelaskan tentang tanda dan gejala SNNT
3.      Menjelaskan tentang Penyebab SNNT
4.      Menjelaskan tentang pencegahan SNNT
5.      Menjelaskan Penatalaksanaan SNNT


1)         Memperhatikan
2)         Memperhatikan
3)         Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan
4)         Memperhatikan
5)         Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan
3
3 menit
Evaluasi
1.      Jelaskan Pengertian SNNT (Struma Nodusa Non Toksik)?
2.      Sebutkan Tanda dan Gejala SNNT (Struma Nodusa Non Toksik)?
3.      Sebutkan Penyebab SNNT (Struma Nodusa Non Toksik)?
4.      Sebutkan cara Pencegahan SNNT (Struma Nodusa Non Toksik)?
5.      Jelaskan penatalaksanaan Penatalaksanaan SNNT (Struma Nodusa Non Toksik)?

1)            Menjawab Pertanyaan
4
2 menit
Terminasi
1.      Mengucapkan terimakasih atas peran serta peserta.
2.      Mengucapkan salam penutup
1). Mendengarkan
2). Menjawab salam


Lampiran Materi

1. Pengertian
Struma nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang secara klinik teraba nodul satu atau lebih tanpa disertai tanda-tanda hypertiroidisme (Hartini, 2004). Kelainan glandula tyroid dapat berupa gangguan fungsi seperti tiritosikosis atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya, seperti penyakit tyroid noduler. Berdasarkan patologinya, pembesaran tyroid umumnya disebut struma (De Jong & Syamsuhidayat, 2004).
Struma Diffusa toxica adalah salah satu jenis struma yang disebabkan oleh sekresi hormon-hormon thyroid yang terlalu banyak. Histologik keadaan ini adalah sebagai suatu hipertrofi dan hyperplasi dari parenkhym kelenjar. Struma endemik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang disebabkan oleh asupan mineral yodium yang kurang dalam waktu yang lama.

2. Tanda dan Gejala
1) Pembengkakan, mulai dari ukuran sebuah nodul kecil untuk sebuah benjolan besar, di bagian depan leher tepat di bawah Adam’s apple.
2) Perasaan sesak di daerah tenggorokan.
3) Kesulitan bernapas (sesak napas), batuk, mengi (karena kompresi batang tenggorokan).
4) Kesulitan menelan (karena kompresi dari esofagus).
5) Suara serak.
6) Distensi vena leher.
7) Pusing ketika lengan dibangkitkan di atas kepala
8) Kelainan fisik (asimetris leher)

Dapat juga terdapat gejala lain, diantaranya :
1. Tingkat peningkatan denyut nadi
2. Detak jantung cepat
3. Diare, mual, muntah
4. Berkeringat tanpa latihan
5. Goncangan
6. Agitasi


3. Penyebab
Adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tyroid merupakan faktor penyebab pembesaran kelenjar tyroid antara lain:
a) Defisiensi iodium. Pada umumnya, penderita penyakit struma sering terdapat di daerah yang kondisi air minum dan tanahnya kurang mengandung iodium, misalnya daerah pegunungan.
b) Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon tyroid.
c) Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (seperti substansi dalam kol, lobak, kacang kedelai).
d) Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan (misalnya: thiocarbamide, sulfonylurea dan litium).

4. Pencegahan 
Pencegahan primer adalah langkah yang harus dilakukan untuk menghindari diri dari berbagai faktor resiko. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya struma adalah :
a) Memberikan edukasi kepada masyarakat dalam hal merubah pola perilaku makan dan memasyarakatkan pemakaian garam yodium.
b) Mengkonsumsi makanan yang merupakan sumber yodium seperti ikan laut.
c) Mengkonsumsi yodium dengan cara memberikan garam beryodium setelah dimasak, tidak dianjurkan memberikan garam sebelum memasak untuk menghindari hilangnya yodium dari makanan.
d) Iodisai air minum untuk wilayah tertentu dengan resiko tinggi. Cara ini memberikan keuntungan yang lebih dibandingkan dengan garam karena dapat terjangkau daerah luas dan terpencil. Iodisasi dilakukan dengan yodida diberikan dalam saluran air dalam pipa, yodida yang diberikan dalam air yang mengalir, dan penambahan yodida dalam sediaan air minum.
e) Memberikan kapsul minyak beryodium (lipiodol) pada penduduk di daerah endemik berat dan endemik sedang. Sasaran pemberiannya adalah semua pria berusia 0-20 tahun dan wanita 0-35 tahun, termasuk wanita hamil dan menyusui yang tinggal di daerah endemis berat dan endemis sedang. Dosis pemberiannya bervariasi sesuai umur dan kelamin.
f) Memberikan suntikan yodium dalam minyak (lipiodol 40%) diberikan 3 tahun sekali dengan dosis untuk dewasa dan anak-anak di atas 6 tahun 1 cc dan untuk anak kurang dari 6 tahun 0,2-0,8 cc.

5.  Penatalaksanaan 

1. Obat antitiroid:
a. Inon tiosianat mengurangi penjeratan iodide
b. Propiltiourasil (PTU) menurunkan pembentukan hormon tiroid
c. Iodida pada konsentrasi tinggi menurunkan aktivitas tiroid dan ukuran kelenjar tiroid.

2. Tindakan Bedah:
a) Tiroidektomi subtotal yaitu mengangkat sebgaian kelenjar tiroid. Lobus kiri atau kanan yang mengalami perbesaran diangkat dan diharapkan kelenjar yang masihtersisa masih dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan hormon-hormon tiroid sehingga tidak diperlukan terapi penggantian hormon.
b) Tiroidektomi total yaitu mengangkat seluruh kelenjar tiroid. Klien yang menjalani tindakan ini harus mendapat terapi hormon pengganti yang besar dosisnya beragam pada setiap individu dan dapat dipengaruhi oleh usia, pekerjaan dan aktivitas




Belum ada Komentar untuk "Satuan Acara Penyuluhan Struma Nodusa Non Toksik"

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik, Salam Perawat Indonesia

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel