Tiga Sekenario Buat Soekarno

Sknario 1: BERONDONGAN PASUKAN DEVILE

Upacara hari angkatan bersenjata yang ke-20 pada 5 oktober 1965 akan di pusatkan di senayan Jakarta. Untuk kepentingan upacara itu, Konstrad mendatangkan Bataliyon 530 Brawijaya 454 Diponegoro dan 305 Siliwangi.

Lewat telegram tertanggal 15 september dan 21 september dab Brif III Kostrad atas nama Pangkostrad. Memerintahkan seluruh bataliyon 530 dan 454 membawa perlengkapan garis pertama, garis tempur.Ini artinya Pangkostrad Mayjen Soeharto memerintahkan kedua pasukan ini membawa amunisi penuh, layaknya mau bertempur.

Menurut Asas  Kas KOTI Letkol. Hermans Saren Sudiro rencananya pada saat devil militer, kedua pasukan itu akan membrondong Presiden Soekarno dan beberapa pejabat tinggio lainnya yang berada di tribun kehormatan. ‘’kejadian seperti pembunuhan Presiden Mesir, Anwar sadat,’’ kata Hermn kepada adil.

Tapi rencana itu gagal. Pasalnya, keadaan siap tempur Batalyon 530 dan 434- senapan dengan senapan peluru itu dengan tidak di sengaja di ketahui oleh pasukan Batalyon  305 Siliwangi. Mereka bingung, dan mempertanyakan senjata yang penuh peluru tersebut keadaan demikian, memang tak lazim dalam sebuah devil militer.

Sknario II :PENEMBAKAN DI ISTNA MERDEKA

Pada tanggal 30 september 1965. Puku 19.00 sampai 21.00 WIB Presiden Soekarno menghadiri Miunas Insinyur-insinyur teknik di Istora Senayan.Sekembalinya dari acara itu.Soekarno di ingatkan oleh asisten pribadinya untuk menjemput Dewi yang sedang dansa-sansi di Hotel Indonesia’’ ibu dewi tidak mau pulang kalau tidak di jemput sediri oleh Bapak,’’ katanya.

Sesampainya di Istana Merdeka, Bung Karno melepaskan  keperesidenan dan bersama pengawal kkhususnya segera menjemput Dewi dari Hotel  Indonesia, Soekarno mengajar Dewi di Wisma Yasso, jalan  Bypass( sekarang Gatot Soebroto) dan menginap di sana.

Malam itu sebetulnya, di istana sudah di kepung oleh pasukan oleh 530 dan 454 kalau saja malam itu Soekarno menginap di istana Merdeka, dia akan di bunuh oleh Brigjen Soeparjo pada pagi harinya, 1 oktober, sebab bagi itu Soeparjo dapat instruksi dari central komando G30SPKI untuk menekan Soekarno

Saya diminta untuk menekan bapak, (Bung Karno), supaya mendukung G30S.bila bapak tidak mau saya harus menembaknya,’’ kata Brigjen Soepardjo kepada seorang matan menteri dalam Kabinet Dwikora yang sempay menemuinya di rumah tahanan militer. Karena tanpa rencana menjemput Dewi dan menginap di Wisma Yasso, maka Soepardjo tidak menemukan Soekarno di Istana Merdeka.

Sknario III :PENERBANGAN BERSAMA AIDIT

Pagi 1 oktober 1965, dari Wisma Yasso Presiden Soekarno langsung menuju Istana merdeka.Agenda acara pagi itu menerima tokoh NU Idham Khalik. Tetapi Istana merdeka sudah dikepung oleh pasukan yang mencurigakan, Soekarno bersama pen gawalnya berbalik menuju rumah hartati di Slipi

Oleh sebab situasi genting-istana di kepung tentara dan kabar di culiknya jenderal sudah beredar-wakil komandan Pengawal Presiden Kolonel Sailan, menyarankan agar presiden Soekarno pergi ke pangkalan Halim Perdana kusuma.Menpangau, laksdya Oemar Dhani sudsh mempersiapkan segala keperluan untuk menyelamatkan Presiden.

Di Halim, Presiden Soekarno di persiapkan untuk di terbangkan ke pangkalan Ishwayudi Madiun, bersama Aidit. Namun atas saran Waperdam II Leimena, Soekarno justru memilih pergi ke Istana Bogor

Kalau saja waktu itu Bung Karno pergi ke Madiun, maka dengan mudah Bung karno di tuduh sebagai dalang G30S.soalnya, ia pergi bersama Aidit,’’ kata sumber yang ikut mengerahkan pasukan Brimob untuk mengamankan jalan yang di lewati Presiden Soekarno.

Konspirasi


A.Abubakar Buton

Belum ada Komentar untuk "Tiga Sekenario Buat Soekarno"

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik, Salam Perawat Indonesia

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel