Tips Saat Menghadapi Responsi Asuhan Keperawatan dengan Percaya Diri
Kamis, Oktober 04, 2018
Tambah Komentar
Tips Saat Menghadapi Responsi Asuhan Keperawatan dengan Percaya Diri-Responsi adalah salah satu rangkaian kegiatan untuk mahasiswa keperawatan dan kebidanan yang mana kegiatan responsi ini di wajibakan oleh institusi untuk melakukan pengakajian kepada pasien secara langsung dan nantinya hasil pengkajian tersebut di tulis dalam buku asuhan keperawatan (Askep) dan pertanggung jawabkan di depan dosen pembimbing, pengkajian secara langsung kepada pasien tentu saja atas dasar buku pedoman yang di berikan oleh kampus
Responsi ini pada umunya di lakukan oleh mahasiawa kesehatan seperti keperawatan dan kebidanan yang sedang melakukan praktik keperawatan di rumah sakit, puskesmas, komunitas atau klinik, ,
Tujuan Responsi itu membentuk mahasiswa bertanggungjawab dengan apa yang mereka lakukkan secara profesional sesuai dengan pedoman keperawatan, serta mampu menjelaskan penyakit dan tindakan apa yang sudah di lakukan mahasiswa kepada pasien yang di jadiakan objek kajian
Yang menjadi sasaran di jadiakan objek pengkajian mahasiswa adalah pasien tapi keluarga pun ikut terkaji untuk menambah data yang di perlukan
responsi menurut pengalaman saya kadang membuat kita lelah, capek dan butuh kesabaran tingkat tinggi, telebih lagi harus menulis beberapa diagnosa dengan cara di tulis tangan, dan yang membuat kita capek adalah mesti di tulis tangan dan juga di kerjakan setelah shift/dinas dan itu dalam jumlah banyak dan kadang membuat tangan pegel dan untuk kebanyakan kasusu penyakit dari awal pengkajian sampai evaluasi tidak kurang 5 lembar untuk kasus-kasus tertentu
untuk mengantisispasi hal tersebut tidak sedikit mahasiswa hanya copas dari internet dan di tuangkan ke dalam buku dan kadang kurang begitu paham apa yang mereka tulis, makanya tidak sedikit mahasiswa saat responsi malah bingung karena alasan asal tulis dan asal cepet dan bisa setor ke dosen pembimbing
terutama untuk mahasiswa yang baru bikin askep dan praktik lapangan dan untuk mahasiswa baru praktik kadang mengalami kesulitan saat mendekati pasein karena pendekatan yang belum pengalaman
banyak blog yang posting tentang asuhan keperawatan namun kita sebagai mahasiswa dan pengguna internte perlu waspada mencari data yang akurat dan tidak asal, karena untuk saat ini di internet tidak semua blog yang menyajiian askep secara baik, untuk itu , kita sebagai mahasiswa di tuntut untuk teliti membaca dan scroll ke bawah, jikalau ada yang kurang jelas dan kurang lengkap boleh mencari referensi dari blog lain
selain itu setelah anda menulis dalam askep di tuntut untuk di pahamai dengan apa yang kamu tulis, ini penting untuk memudahkan kita menjawab saat responsi nantinya
untuk itu agar mudah kita saat melakukan responsi dan tentunya sukses di bawah ini yang bisa kamu terapkan ya,, kawan,
Karean bisa jadi tulisan rapi mencerminkan hidup kamu yang memeliki tujuan, cieh, heheh
Nah untuk mengatasi mental kurang PEDE saat responsi itu kita perlu persiapan matang baik fisik dan mental ( memang mau tanding ya heh,,) dan menurut pengalaman saya, kunci pede saat menjawab pertanyan pembimbing adalah menguasia materi, menguasai diri sendiri jangan sampai saat responsi pikiran kemana-mana, misal mikirin belum bayar uang semester dll, menguasai materi dan paham apa yang sudah dilakukan adalah hal yang terpenting
Tips:
Agar pede saat responsi dan mental blok hilang, kuasai pokok bahasan yang kita tulis minimal patofisiologinya, dan diagnosa kaperawatan, jika itu bisa, sepertinya rasa was-was itu sedikit kendor
Dan ini masih pengalaman saya, kebanyakan mahasiswa saat ini bikin askep di dapat dari internet lalu tulis begitu saja tanpa paham apa yang mereka tulis, makanya pada saat responsi mahasiswa di sibukan dengan menghapal terlebih dahulu, padahal askep yang kita tulis itu bikinan kita
Tapi tidak masalah untuk awal jadi mahasiswa keperawatan tidak jadi masalah namun jikalau sudah pendidikan ners dan masih juga belum mengetahui seluk beluk askep /belum paham sepertinya tidak mungkin.
Jika tulisan anda kurang mengerti di karenakan nulis sistem kebut semalam (SKS), tulisan kurang jelas, acak-acakan
Untuk itu kamu sebagai mahasiswa perlu memahami dan membaca dari buku sumber, agar lebih paham menyangkut kasus penyakit askep kamu, makanya buku panduan itu penting di miliki
Dan tidak muluk-muluk untuk saat ini buku keperawatan bisa di dapat dengan harga di bawah 50k juga banyak dan lumayan lengkap dan jika kamu tidak mau boleh minjam dari perpustakaan kampus,
makan di café/mall aja lebih segitu, masa, beli buku Rp30k aja gak mampu, apa kata dunia,
Buku sumber rujukan untuk membuat askep ini penting, agar saat penulisan diagnosa tidak melebar kemana-mana dan seperti halnya sekarang hadir buku NANDA dan NIC NOC ini merupakan kebanyakn rumah sakit sebagai buku rujukan, sebaiknya kamu miliki, untuk menentukan jenis keperawatan yang up to date dan standar keperawatan dan selain itu juga di sana tercantum mulai dari pengkajian sampai evaluasi juga ada, serta tahapan-tahapan yang harus kita kerjakan,
memang buku NANDA dan NIC NOC ini memudahkan perawat untuk melakukan pembuatan askep serta tindakan
Dan selain itu juga, kita sebagai mahasiswa perlu memeliki buku keperawatna minimal 1 buah buku untuk setiap stase keperawatan misalnya, buku medikal bedah, manajemen, keperawan klinik, komunitas dan buku prakitik keperawatan dan lebih banyak lagi
Dan menurut penglaman saya jika sudah menguasia konsep patofsiologi untuk menjawab pertanyaa dosen juga mudah, jadi penting sekali memahami di phatofisiologi ini ya
Cara mudahnya menghapal patofisiologi lebih di sarankan kita sambil menghayal fokus ke organ, dan seakan hayalan itu nyata, dan lebih baik lagi kamu sambil menulis dalam buku coretan, agar mudah memahami
Nama pasien tidak begitu penting yang hanya kita butuhkan kasus penyakitnya namun hal sepele kadang membuat kita jadi kurang percaya diri, dan menganggapnya kita melakukan pengkajian anonim, kan bahaya tuh
Misalnya askep kamu itu tentang Diabetes kamu boleh menanyakan kepada pembimbing kamu,
‘’maaf pak saya boleh bertanya, tadi pasien saya menanyakan bahwa penyakit diebetes itu adalah penyakit keturunan? Emang betul pak demikian?’’
Atau kamu bisa curhat, bisa menjelaskan ‘’tadi ada pertanyaa dari keluarga pasien, katanya gula darah tinggi itu harus mengurangi makan jenis karbo, menurut bapa gimana pak?''
Nah nanti biasanya si dosen akan menjelaskan panjang lebar, dan si dosen bisa saja lupa waktu dan lupa menanyakan tentang askep kamu
Dan bikin pertanyaan sekreatif mungkin, agar si dosen lebih mejelaskan lebih panjang, dan menguntungkan buat kita,
Nah itu ya buat kamu yang sekarang menempuh pendidikan di jalur kesehatan, semoga kamu menjadi perawat yang professional dan mampu menjawab trend keperawatan saat ini
Responsi ini pada umunya di lakukan oleh mahasiawa kesehatan seperti keperawatan dan kebidanan yang sedang melakukan praktik keperawatan di rumah sakit, puskesmas, komunitas atau klinik, ,
Tujuan Responsi itu membentuk mahasiswa bertanggungjawab dengan apa yang mereka lakukkan secara profesional sesuai dengan pedoman keperawatan, serta mampu menjelaskan penyakit dan tindakan apa yang sudah di lakukan mahasiswa kepada pasien yang di jadiakan objek kajian
Yang menjadi sasaran di jadiakan objek pengkajian mahasiswa adalah pasien tapi keluarga pun ikut terkaji untuk menambah data yang di perlukan
responsi menurut pengalaman saya kadang membuat kita lelah, capek dan butuh kesabaran tingkat tinggi, telebih lagi harus menulis beberapa diagnosa dengan cara di tulis tangan, dan yang membuat kita capek adalah mesti di tulis tangan dan juga di kerjakan setelah shift/dinas dan itu dalam jumlah banyak dan kadang membuat tangan pegel dan untuk kebanyakan kasusu penyakit dari awal pengkajian sampai evaluasi tidak kurang 5 lembar untuk kasus-kasus tertentu
untuk mengantisispasi hal tersebut tidak sedikit mahasiswa hanya copas dari internet dan di tuangkan ke dalam buku dan kadang kurang begitu paham apa yang mereka tulis, makanya tidak sedikit mahasiswa saat responsi malah bingung karena alasan asal tulis dan asal cepet dan bisa setor ke dosen pembimbing
terutama untuk mahasiswa yang baru bikin askep dan praktik lapangan dan untuk mahasiswa baru praktik kadang mengalami kesulitan saat mendekati pasein karena pendekatan yang belum pengalaman
Baca Juga: Yuk Kita Mengenal Fungsi Alat Kesehatan yang Sering di Gunakan oleh Perawat atau Tenaga Medisuntuk mendapatkna data informasi untuk jaman modern ini cukup mudah di dapat yaitu dari internet, dan termasuk mencari data contoh asuhan keperawatna ini,
banyak blog yang posting tentang asuhan keperawatan namun kita sebagai mahasiswa dan pengguna internte perlu waspada mencari data yang akurat dan tidak asal, karena untuk saat ini di internet tidak semua blog yang menyajiian askep secara baik, untuk itu , kita sebagai mahasiswa di tuntut untuk teliti membaca dan scroll ke bawah, jikalau ada yang kurang jelas dan kurang lengkap boleh mencari referensi dari blog lain
selain itu setelah anda menulis dalam askep di tuntut untuk di pahamai dengan apa yang kamu tulis, ini penting untuk memudahkan kita menjawab saat responsi nantinya
untuk itu agar mudah kita saat melakukan responsi dan tentunya sukses di bawah ini yang bisa kamu terapkan ya,, kawan,
#1. Membawa buku askep dan tulisan rapi
Membawa buku saat responsi askep adalah sudah pasti sebab asuhan keperawatan di situ ada dan juga tulisan askep itu perlu jelas dan mudah di baca oleh pembimbing, jangan sampai dosen pembimbing bertanya terus karean hal sepele, dan pada umumnya menulis askep di buku polio besar, dan juga di saat menulis askep usahan di bikin rapi, dan menggunakan penggaris dengan baik, agar kamu memeliki nilai positif sekalipun isi yang kamu tulis masih kurang menggigit namun kerapian itu tetap menjadi nomor satu,Karean bisa jadi tulisan rapi mencerminkan hidup kamu yang memeliki tujuan, cieh, heheh
#2. Persiapkan mental
Tidak sedikit mahasiswa saat hendak responsi malah ngedown duluan, yang menjadi alasan mental kurang adalah takut salah, kurang menguasai materi karen nulisnya sistem kebut semalam (SKS), belum menghapal dan juga kurang menguasai materi yang di jadikan tugasNah untuk mengatasi mental kurang PEDE saat responsi itu kita perlu persiapan matang baik fisik dan mental ( memang mau tanding ya heh,,) dan menurut pengalaman saya, kunci pede saat menjawab pertanyan pembimbing adalah menguasia materi, menguasai diri sendiri jangan sampai saat responsi pikiran kemana-mana, misal mikirin belum bayar uang semester dll, menguasai materi dan paham apa yang sudah dilakukan adalah hal yang terpenting
Tips:
Agar pede saat responsi dan mental blok hilang, kuasai pokok bahasan yang kita tulis minimal patofisiologinya, dan diagnosa kaperawatan, jika itu bisa, sepertinya rasa was-was itu sedikit kendor
#3. Baca-baca dulu askep yang kita tulis
Disaat responsi tentu saja kita akan membawa buku tulisan askep (kasus penyakit), tapi sebelum buku askep kamu di setorkan dan di pertanggung jawabkan perlu di baca dan dan di pahami tentang topik penyakit, siapa tahu ada tulisan yang kurang jelas, tulisan bahasa medis kurang paham, tulisan typo, memperhatikan hal sederhana ini penting, agar di saat di tanya jawab oleh dosen tidak raguDan ini masih pengalaman saya, kebanyakan mahasiswa saat ini bikin askep di dapat dari internet lalu tulis begitu saja tanpa paham apa yang mereka tulis, makanya pada saat responsi mahasiswa di sibukan dengan menghapal terlebih dahulu, padahal askep yang kita tulis itu bikinan kita
Tapi tidak masalah untuk awal jadi mahasiswa keperawatan tidak jadi masalah namun jikalau sudah pendidikan ners dan masih juga belum mengetahui seluk beluk askep /belum paham sepertinya tidak mungkin.
#4. Membaca literatur lain bisa dari internet dan buku
Jika tulisan anda kurang mengerti di karenakan nulis sistem kebut semalam (SKS), tulisan kurang jelas, acak-acakanUntuk itu kamu sebagai mahasiswa perlu memahami dan membaca dari buku sumber, agar lebih paham menyangkut kasus penyakit askep kamu, makanya buku panduan itu penting di miliki
Dan tidak muluk-muluk untuk saat ini buku keperawatan bisa di dapat dengan harga di bawah 50k juga banyak dan lumayan lengkap dan jika kamu tidak mau boleh minjam dari perpustakaan kampus,
makan di café/mall aja lebih segitu, masa, beli buku Rp30k aja gak mampu, apa kata dunia,
#5. Membawa buku panduan diagnosa keperawatan
Buku sumber rujukan untuk membuat askep ini penting, agar saat penulisan diagnosa tidak melebar kemana-mana dan seperti halnya sekarang hadir buku NANDA dan NIC NOC ini merupakan kebanyakn rumah sakit sebagai buku rujukan, sebaiknya kamu miliki, untuk menentukan jenis keperawatan yang up to date dan standar keperawatan dan selain itu juga di sana tercantum mulai dari pengkajian sampai evaluasi juga ada, serta tahapan-tahapan yang harus kita kerjakan,memang buku NANDA dan NIC NOC ini memudahkan perawat untuk melakukan pembuatan askep serta tindakan
Dan selain itu juga, kita sebagai mahasiswa perlu memeliki buku keperawatna minimal 1 buah buku untuk setiap stase keperawatan misalnya, buku medikal bedah, manajemen, keperawan klinik, komunitas dan buku prakitik keperawatan dan lebih banyak lagi
#6. Kuasai phatofisiologi penyakit
Untuk keperawatan S1 keperawatan pertanyaan yang sering di lontarkan pembimbing ke mahasiswa adalah lebih main di patofisologi, karena mungkin S1 ini calon pemikir di banding skill tapi untuk saat ini keperawatan ners itu sudah perlu menguasai praktik pula, dan itu perlu S1 keperawatan menguasai skill dan teori untuk mengejar tuntutan dunia kerjaDan menurut penglaman saya jika sudah menguasia konsep patofsiologi untuk menjawab pertanyaa dosen juga mudah, jadi penting sekali memahami di phatofisiologi ini ya
Cara mudahnya menghapal patofisiologi lebih di sarankan kita sambil menghayal fokus ke organ, dan seakan hayalan itu nyata, dan lebih baik lagi kamu sambil menulis dalam buku coretan, agar mudah memahami
#7. Jangan lupa nama pasien
Hal ini memang sederhana, tapi akan kita lupa, siapa sih nama pasien saya ini? Ini sering terjadi mahasiswa yang demikianNama pasien tidak begitu penting yang hanya kita butuhkan kasus penyakitnya namun hal sepele kadang membuat kita jadi kurang percaya diri, dan menganggapnya kita melakukan pengkajian anonim, kan bahaya tuh
dan sudah kita tahu bahwa dalam menulis askep kita kadang tidak di tulis jelas nama pasienya tapi di tulis dengan indisial misalnya ''Tn O'' dan nama aslinya mah bisa oman, omah, atau siapa gitu,, dan ini kadang menjadi pertanyaan dosen, jika pasinennya sudah pulang bisa-bisa nama aslinya lupa
Makanya sebelum responsi anda perlu menguasai dan pemahaman secara menyeluruh tentang apa yang kamu tulis dan apa yang pernah kamu kaji, agar di saat dosen menanyakan itu sudah ada di kepala kita
Sebab pada dasarnya muncul rasa pede, salahsatunya adalah karena kita paham, dan yang membuat kita deg-deg ser dan kurang pede, pikiran yang kosong dan kurang menguasai materi karena asal tulis dari internert tanpa di baca atau di baca tapi kurang paham
#8. Percaya diri saat menjawab pertanyaan
Saat kamu ditanya dosen harus pede dengan jawaban kamu, tentu saja jawaban sesuai dengan konsep keperawatan dan juga sesuai dengan teori, karena ini bukan mata kuliah ekonomi yang banyak asumsi, tapi untuk keperawatan mendekati ilmu pastiMakanya sebelum responsi anda perlu menguasai dan pemahaman secara menyeluruh tentang apa yang kamu tulis dan apa yang pernah kamu kaji, agar di saat dosen menanyakan itu sudah ada di kepala kita
Sebab pada dasarnya muncul rasa pede, salahsatunya adalah karena kita paham, dan yang membuat kita deg-deg ser dan kurang pede, pikiran yang kosong dan kurang menguasai materi karena asal tulis dari internert tanpa di baca atau di baca tapi kurang paham
#9. Membawa alat tulis
Alat tulis bisa di gunakan untuk menuliskan apapun itu yang belum kamu tulis salma askep kamau, dan diagnosa yang belum masuk atau data penunjang, dan biasanya dosen menyarankan untuk menuliskan saat itu juga agar tidak lupa#10. Ajukan pertanyaan
Sebetulnya mengajukan pertanyaan itu hanya sekedear trik, disaat kita sudah mentok dan lelah menjawabMisalnya askep kamu itu tentang Diabetes kamu boleh menanyakan kepada pembimbing kamu,
‘’maaf pak saya boleh bertanya, tadi pasien saya menanyakan bahwa penyakit diebetes itu adalah penyakit keturunan? Emang betul pak demikian?’’
Atau kamu bisa curhat, bisa menjelaskan ‘’tadi ada pertanyaa dari keluarga pasien, katanya gula darah tinggi itu harus mengurangi makan jenis karbo, menurut bapa gimana pak?''
Nah nanti biasanya si dosen akan menjelaskan panjang lebar, dan si dosen bisa saja lupa waktu dan lupa menanyakan tentang askep kamu
Dan bikin pertanyaan sekreatif mungkin, agar si dosen lebih mejelaskan lebih panjang, dan menguntungkan buat kita,
Nah itu ya buat kamu yang sekarang menempuh pendidikan di jalur kesehatan, semoga kamu menjadi perawat yang professional dan mampu menjawab trend keperawatan saat ini
Belum ada Komentar untuk "Tips Saat Menghadapi Responsi Asuhan Keperawatan dengan Percaya Diri"
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan baik, Salam Perawat Indonesia